Syibhul ‘Iddah Bagi Suami dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah
DOI:
https://doi.org/10.51311/nuris.v10i1.491Keywords:
Syibhul ‘Iddah, Suami, Maqashid al-SyariahAbstract
Pembahasan tentang iddah sudah ada dan dikenal sejak zaman pra Islam. Kemudian setelah masuk Islam, iddah dilanjutkan karena bermanfaat bagi kelangsungan hidup istri dan suami. Kemudian secara perlahan ajaran Islam datang melakukan perubahan yang cukup mendasar, Islam datang dengan mencari adanya hak-hak perempuan terkait Iddah. Iddah bagi laki-laki (syibhul 'iddah) menjadi fokus utama dalam pembahasan tulisan ini. Sedangkan dalam konsep maqashid al-syariah, penulis berpendapat bahwa penerapan syibhul 'iddah merupakan kewajiban yang harus dijaga keberadaannya, berdasarkan kemaslahatan yang melatarbelakangi penetapannya dalam konsep kesetaraan dan perlindungan gender. hak perempuan. Penerapan iddah bagi laki-laki tidak berarti melanggar dan menciptakan hukum Islam yang baru. Padahal, pelaksanaan iddah bagi laki-laki ditujukan pada semangat pelaksanaan syariat Islam yang mempertimbangkan aspek kemaslahatan, khususnya dalam rangka memelihara keturunan (hifzh al nasl).
Downloads
References
A.A.A Fyzee. Outlines of Muhammadan Law, E. IV. Oxford: Oxford University Press,1974.
Abu Yazid. Fiqh Realitas, Respon Ma’had Aly terhadap Wacana Hukum Islam Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Hilman Latif. “Kritisisme Tekstual dan Relasi Intertekstualitas dalam Interpretasi Teks Alqur’an,” dalam Sahiron Syamsudin, dkk, Hermeneutika Alqur’an Mazhab Yogya, cet. I. Yogyakarta: Islamika, 2003.
Ibnu Hajar Al-asqalani. Bulugh Al maram Min Adillat Al Ahkam, diterjemahkan Abdul Rosyad Siddiq, “Terjemah Lengkap Bulughul Maram”, Jakarta: Akbar, 2009.
Komaruddin Hidayat. Menafsirkan Kehendak Tuhan, cet. II. Jakarta: TERAJU, 2004.
Muhamad Isna Wahyudi, ’Iddah: Sebuah Pembacaan Baru, dalam Asy-Syir’ah, Vol. 39, No. 1. Jakarta: Pustaka Indah, 2005.
Muhammad ibn Idris al-Syafi’iy, Al-Umm, Juz V. Beirut: Dar al-Fikr, 1983.
Qurthubiy, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`an, Juz.II. Kairo: Dar Alqalam, 1969.
Syafiq Hasyim, Hal-hal yang Tak Terpikirkan tentang Isu-isu Keperempuanan Dalam Islam, cet.I. Bandung: Mizan, 2001.
Syah Waliyullah al-Dihlawiy, Hujjah Allah al-Balighah, (Beirut: Dar Ihya` al-Ulum, tt).
Wahbah Zuhaili. al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Juz VII. Damaskus: Dar al-Fikr, 1996.
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1337/2/062111010_Bab1.pdf.
http://repository.radenintan.ac.id/15045/2/Awal%20-%20BAB%20II%20dan%20Daftar %20Pustaka.pdf.
https://banten.kemenag.go.id/det-berita-menghitung-quotidahquot-suami-.html.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
NUR EL ISLAM Journal is an Open Access Journal. The authors who publish the manuscript in this journal agree to the following terms:
(1) The formal legal provisions for access to digital articles of this electronic journal are subject to the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0), which means that Nur El Islam reserves the right to save, transmit media or format, Database), maintain, and publish articles without requesting permission from the Author as long as it keeps the Author's name as the owner of Copyright.
(2) The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc., will be allowed only with a written permission from Nur El Islam.