MEMAHAMI ISTI’ARAH DALAM AL-QURAN
Abstract
Sebagai kitab suci yang autentik dan sempurna, wajar jika al-Qur’an dianggap sakral dan harus diterima sebagai doktrin yang didekati secara dogmatis-ideologis. Namun, tentulah akan lebih memuaskan akal dan melegakan hati, jika al-Qur’an didekati melalui metodologi ilmiah-rasional. Untuk itu, ayat-ayat al-Qur’an-terutama yang menimbulkan pemahaman ambigu (mutasyabihat) harus mendapat “sentuhan†makna esoteris (takwil). Perangkat takwil ini melahirkan beragam interpretasi tentang implementasi kajian bahasa dan sastra sehingga bahasa al-Quran itu bias dipahami karena al-Quran itu adalah petunjuk bagi manusia , dan di antara fokus kajian pemikir belakangan adalah wacana majas (Metafora) dan hakiki (denotative). Di sinilah pentingnya penalaran terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Meskipun konsep ini tidak diterima di semua kalangan ulama, ia telah menjadi kajian tersendiri dalam disiplin ilmu tafsir dan al-Quran, yang dinamakan dengan konsep Hakikat dan Majaz.
Kata Kunci : Isti’arah, Dogmatis-ideologis, Hakikat, Majaz
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
NUR EL ISLAM Journal is an Open Access Journal. The authors who publish the manuscript in this journal agree to the following terms:
(1) The formal legal provisions for access to digital articles of this electronic journal are subject to the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0), which means that Nur El Islam reserves the right to save, transmit media or format, Database), maintain, and publish articles without requesting permission from the Author as long as it keeps the Author's name as the owner of Copyright.
(2) The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc., will be allowed only with a written permission from Nur El Islam.