MEMAHAMI ISTI’ARAH DALAM AL-QURAN

Authors

  • Mubaidillah . Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Yasni Muara Bungo

Abstract

Sebagai kitab suci yang autentik dan sempurna, wajar jika al-Qur’an dianggap sakral dan harus diterima sebagai doktrin yang didekati secara  dogmatis-ideologis. Namun, tentulah akan lebih memuaskan akal dan melegakan hati, jika al-Qur’an didekati melalui metodologi ilmiah-rasional. Untuk itu, ayat-ayat al-Qur’an-terutama yang menimbulkan pemahaman ambigu (mutasyabihat) harus mendapat “sentuhan†makna esoteris (takwil). Perangkat takwil ini melahirkan beragam interpretasi tentang implementasi kajian bahasa dan sastra sehingga bahasa al-Quran itu bias dipahami karena al-Quran itu adalah petunjuk bagi manusia , dan di antara fokus kajian pemikir belakangan adalah wacana  majas (Metafora) dan  hakiki (denotative). Di sinilah pentingnya penalaran terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Meskipun konsep ini tidak diterima di semua kalangan ulama, ia telah menjadi kajian tersendiri dalam disiplin ilmu tafsir dan al-Quran, yang dinamakan dengan konsep Hakikat dan Majaz.

Kata Kunci : Isti’arah, Dogmatis-ideologis, Hakikat, Majaz

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2017-10-01

How to Cite

., M. (2017). MEMAHAMI ISTI’ARAH DALAM AL-QURAN. NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan Dan Sosial Keagamaan, 4(2), 130–141. Retrieved from https://ejurnal.iaiyasnibungo.ac.id/index.php/nurelislam/article/view/74